+62.31.598.1809 info@hcg.co.id

7 Kebiasaan Covey untuk Hidup Efektif

Stephen Covey, dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, memperkenalkan konsep yang kuat untuk pengembangan diri dan efektivitas dalam menjalani kehidupan pribadi maupun profesional. Kebiasaan-kebiasaan ini mengajarkan prinsip-prinsip mendasar yang dapat membantu seseorang mencapai keseimbangan, produktivitas, dan kepuasan hidup. Berikut adalah rangkuman singkat dari 7 kebiasaan tersebut:

  1. Bersikap Proaktif (Be Proactive) Kebiasaan pertama mengajarkan pentingnya tanggung jawab pribadi. Orang yang proaktif fokus pada hal-hal yang bisa mereka kendalikan, dan tidak membuang waktu atau energi pada situasi yang berada di luar kendali. Dengan menjadi proaktif, kita dapat membuat keputusan dengan penuh kesadaran daripada bereaksi secara impulsif terhadap situasi.
  2. Mulai dengan Akhir dalam Pikiran (Begin with the End in Mind) Covey mengajarkan bahwa efektivitas dimulai dengan visi yang jelas tentang tujuan hidup kita. Dengan memahami apa yang ingin kita capai, kita bisa merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya dan memastikan setiap tindakan selaras dengan visi jangka panjang kita.
  3. Dahulukan yang Utama (Put First Things First) Penting untuk menetapkan prioritas berdasarkan pentingnya, bukan mendahulukan hal-hal yang sekadar mendesak. Habit ini menekankan pentingnya manajemen waktu yang baik dengan memastikan bahwa kegiatan yang membawa dampak besar pada tujuan jangka panjang kita selalu menjadi prioritas.
  4. Berpikir Menang-Menang (Think Win-Win) Dalam hubungan profesional dan pribadi, Covey mendorong pendekatan “menang-menang” di mana kedua pihak memperoleh keuntungan. Berpikir menang-menang berarti mencari solusi yang bermanfaat untuk semua pihak yang terlibat, alih-alih melihat interaksi sebagai kompetisi.
  5. Pahami Dahulu, Baru Dipahami (Seek First to Understand, Then to Be Understood) Mendengarkan dengan empati adalah inti dari kebiasaan ini. Sebelum kita mencoba untuk dipahami oleh orang lain, penting untuk terlebih dahulu memahami perspektif, perasaan, dan kebutuhan mereka. Dengan cara ini, kita dapat berkomunikasi lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih dalam.
  6. Bersinergi (Synergize) Sinergi adalah hasil dari kerja sama tim yang efektif. Dengan menggabungkan kekuatan dan keterampilan yang berbeda, kita dapat menciptakan hasil yang jauh lebih besar daripada yang bisa dicapai sendirian. Ini tentang menghargai perbedaan dan bekerja sama menuju tujuan bersama.
  7. Asah Gergaji (Sharpen the Saw) Kebiasaan terakhir mengingatkan kita untuk terus memperbarui diri secara fisik, mental, sosial, dan spiritual. Seperti gergaji yang perlu diasah agar tetap tajam, manusia juga perlu meluangkan waktu untuk merawat dan mengembangkan diri agar tetap produktif dan seimbang.

Dengan menerapkan 7 Habits ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang bisa menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuannya, membangun hubungan yang lebih baik, serta menjalani hidup yang lebih bermakna dan seimbang.

Notes: Artikel ini dibantu chat GPT.

Peluncuran Buku How & Why, Karya Penyegaran Bagi Dunia Outsourcing

Surabaya, 13 Juli 2024—Kabar baik datang dari salah satu pemerhati dan pelaku outsourcing yang telah meluncurkan buku keduanya bertajuk, How & Why: Pelaksanaan Outsourcing sebagai Strategi untuk Mendukung Pertumbuhan Bisnis. JD Darmawan Ardi Priyonggo menyelesaikan karyanya ini sebagai bentuk kontribusi atas segala pertanyaan dan pengalamannya berkecimpung belasan tahun di dunia outsourcing.

Bertempat di Botanika Resto, launching kali ini dihadiri oleh sederet undangan dari berbagai latar belakang. Mulai dari Hasan Mangale (Kepala Bidang Hubungan Industrial & Jamsos Disnakertrans Jawa Timur), Endi Alim Abdi Nusa (Kepala Biro PBJ Bappeda Provinsi Jawa Timur), Indria Ratna Hapsari (Head of HR Country Services Indonesia & Singapore – Tetra Pak), Wing Antariksa (Chief Human Resources Officer PT Blue Bird Tbk), Sandra Kosasih (Advisor – Sinar Mas Land), Urbanus Nangoy (Vice President at Karyamas Plantation), Bambang Yapri (Human Capital Director PT Bina Karya Prima), Adam Armansyah (Senior Principal – Korn Ferry), Didik Prasetiyono (Presdir PT SIER), David MinG (Direktur Penerbit Litera Mediatama), dan beberapa kerabat serta kolega lainnya.

Dokumentasi. Penulis Bersama Bambang Yapri, Wing Antariksa, Urbanus Nangoy, Adam Armansyah, Sandra Kosasih, Indria Ratna Hapsari

Momen launching ditandai dengan penyerahan buku kepada sang ibunda tercinta dan disambung dengan talkshow yang menjadi inti acara. Dipandu oleh Arif Pribadi (RRI), diskusi mengalir santai mengupas hal-hal menarik dan patut digarisbawahi dari buku ini. Tampak audiens antusias sambil turut menyimak buku yang sebelumnya telah dibagikan.

Dokumentasi. Penulis bersama David MinG, dan Arif Pribadi.

Lebih lanjut, Endi memberikan apresiasi terhadap terbitnya karya literasi ini karena mampu membangun bangsa.

“Harapan saya buku ini bisa menjadi alat para decision maker perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat dan terukur sebelum memutuskan menggunakan outsourcing. Saya sudah menyederhanakannya dalam sebuah score card yang nantinya bisa diisi dan ditimbang mana yang bobotnya terbanyak,” ujar JD Darmawan yang akrab disapa Denny ini.

Apa yang disampaikan oleh Denny mendapatkan tanggapan yang menarik dari para hadirin, terlebih mereka yang hadir juga erat kaitannya dengan bidang ini.

“Sangat setuju apa yang disampaikan Pak Denny dalam buku ini. Saya pikir justru pemerintah yang seharusnya menghadirkan edukasi ini. Karena fakta di lapangan banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan praktik ini. Artinya buku ini telah membantu pemerintah mensosialisasikan praktik yang benar dari outsourcing,” ujar Hasan Mangale (Kepala Bidang Hubungan Industrial & Jamsos Disnakertrans Jawa Timur).

Dokumentasi. Bapak Hasan Mangale.

Indria Ratna Hapsari (Head of HR Country Services Indonesia & Singapore – Tetra Pak), saat berdiskusi dengan moderator juga menyampaikan bahwa perusahaannya mengimplementasikan praktik outsourcing dan karyawan outsourcing mendapat jaminan asuransi kesehatan selain BPJS kesehatan. Selain itu, karyawan outsourcing juga mendapatkan bonus berdasarkan performance perusahaan dan performance individual.

Ketika ditanya lagi oleh Arif Pribadi (moderator) “Apa enggak rugi itu perusahaan memberikan seperti itu?” Indria menjawab dengan singkat dan jelas “Kan sudah dihitung”. Penjelasan Indria ini sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh penulis di bukunya.

Satu lagi tanggapan diberikan oleh Wing Antariksa (Chief Human Resources Officer PT Blue Bird Tbk) yang mengaku tertarik saat membaca buku How & Why pada bagian penjelasan persepsi yang kurang tepat mengenai outsourcing. Dirinya sangat setuju bahwa outsourcing bukanlah cost cutting melainkan cost efficiency dengan catatan tujuannya jelas dan telah diperhitungkan sebelum memutuskannya.

Terakhir, Denny memberikan kunci sukses pelaksanaan outsourcing, yakni ketika user atau perusahaan pengguna paham seperti apa kebutuhannya dan sejauh mana mereka ingin bertumbuh.

[reporter: denny, mima]

Efek Outsourcing pada Income Statement Perusahaan

Outsourcing: Optimalisasi Produktivitas dengan Menggunakan Outsourcing Dilihat dari Sudut Pandang Laporan Keuangan

Strategi bisnis yang sejauh ini paling ampuh adalah fokus pada kegiatan utama. Sehingga Outsourcing merupakan solusi. Kegiatan penunjang bisa diserahkan kepada perusahaan Outsourcing.

Melihat pelaksanaan outsourcing dari sudut pandang laporan keuangan membuat kita menjadi mudah memahami apakah fokus bisnis kita saat ini sudah kepada kegiatan utama atau masih ada kegiatan penunjang yang belum kita pindahkan ke pihak yang lebih profesional untuk mengelolanya, perusahaan outsourcing.

Bagaimana melihat strategi outsourcing ini dari sudut pandang laporan keuangan perusahaan?

Pengaruh Outsourcing terhadap Income Statement

Outsourcing mengubah komponen pencatatan dalam Income Statement. Biaya tenaga kerja yang sebelumnya muncul dalam Operating Expenses kini terintegrasi ke dalam Cost of Goods Sold (COGS) atau Cost of Revenue (COR) ketika outsourcing diterapkan.

Ilustrasi Pencatatan Income Statement:

Tanpa Outsourcing:

– Pendapatan: $1,000,000
– COGS: $400,000
  – Biaya Bahan Baku: $350,000
  – Biaya lain: $50,000
Gross Profit: $600,000
Operating Expenses: $300,000
  – Biaya Tenaga Kerja (karyawan inti + non-inti): $250,000
  – Biaya Administrasi: $50,000
Net Profit: $300,000

Dengan Outsourcing:

– Pendapatan: $1,000,000
– COGS: $600,000
  – Biaya Bahan Baku: $350,000
  – Biaya lain: $50,000
  – Biaya Outsourcing (tenaga kerja non-inti): $200,000 (belum manajemen fee)
Gross Profit: $400,000
Operating Expenses: $100,000
  – Biaya Tenaga Kerja (hanya karyawan inti): $50,000
  – Biaya Administrasi: $50,000
Net Profit: $300,000

Jadi hanya pindah “post” saja? Iya, untuk jangka pendek, dan hal ini adalah indikasi apakah bisnis Anda fokus pada kegiatan utama atau belum. Pelaksanaan Outsourcing tidak memberikan direct impact penghematan biaya. Potesi yang dihasilkan jauh lebih besar. Growth.

Poin Utama:

  1. Efisiensi Biaya: Dengan outsourcing, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya untuk bisnis inti. Walaupun COGS meningkat karena biaya outsourcing, Operating Expenses berkurang signifikan.
  2. Fokus pada Bisnis Utama: Perusahaan dapat fokus sepenuhnya pada peningkatan revenue, tanpa terbebani oleh manajemen tenaga kerja non-inti.

Beberapa hal memang perlu menjadi pertimbangan sebelum melaksanakan kerjasama dengan perusahaan Outsourcing. Mengenai bagaimana memilih vendor outsourcing yang baik, artikelnya dapat di baca di sini.

Memutuskan untuk melaksanakan outsourcing dan bekerjasama dengan vendor yang kurang tepat tentu saja bukan menjadi solusi, melainkan menambah permasalahan dan potensi permasalahan. Perhatikan hal ini.

Agar optimalisasi terjadi, kita dapat melakukan analisa SWOT, berikut adalah analisa SWOT menerapkan strategi outsourcing.

Analisis SWOT Strategi Outsourcing:

  • Strengths (Kekuatan): Fokus pada core business, efisiensi biaya, dan manajemen SDM yang lebih ringkas.
  • Weaknesses (Kelemahan): Ketergantungan pada vendor outsourcing dan potensi komunikasi yang kurang efektif.
  • Opportunities (Peluang): Peluang ekspansi bisnis dengan biaya operasional yang lebih rendah dan akses ke teknologi atau keahlian spesifik melalui vendor outsourcing.
  • Threats (Ancaman): Fluktuasi biaya jasa outsourcing dan potensi perubahan regulasi yang mempengaruhi operasional.

Dengan melihat ilustrasi di atas, jelas bahwa strategi outsourcing membawa perubahan pada struktur laporan keuangan, khususnya Income Statement. Dan perubahan di Income Statement ini mencerminkan apakah organisasi bisnis kita sudah fokus pada kegiatan utama atau belum.

Namun, sebelum memutuskan untuk mengadopsi strategi ini, perusahaan harus memahami semua aspek, risiko, dan potensi keuntungan yang mungkin didapat.

Salah satu sumber lain yang memberikan pengetahuan mengenai outsourcing. Artikel OCBC.

Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi

Dalam sebuah organisasi, baik besar maupun kecil, komunikasi memainkan peran vital dalam memastikan setiap komponen berfungsi secara harmonis. Dari jajaran direktur hingga staf di lapangan, komunikasi yang efektif dan efisien adalah kunci untuk memastikan organisasi mencapai tujuannya dengan lancar. Komunikasi yang baik tidak hanya menyangkut penyampaian informasi, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pesan diterima dan ditindaklanjuti oleh semua pihak.

Kenapa Komunikasi Begitu Kritis?

  1. Menghindari Kesalahpahaman Komunikasi yang jelas memastikan setiap anggota organisasi memiliki pemahaman yang sama mengenai tujuan, tanggung jawab, dan ekspektasi yang ada. Dengan begitu, risiko kesalahpahaman yang dapat mengganggu operasional dan menghambat produktivitas dapat diminimalkan. Ketika semua orang memahami apa yang diharapkan dari mereka, mereka bisa bekerja lebih efektif.
  2. Membangun Hubungan yang Kuat Komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai media penyampaian pesan, tetapi juga sebagai sarana membangun hubungan yang kokoh antara anggota organisasi. Melalui komunikasi yang rutin dan bermakna, kepercayaan dan saling menghargai di antara anggota tim dapat tumbuh dengan kuat. Komunikasi yang baik membantu memperkuat rasa memiliki dalam sebuah tim.
  3. Mendorong Partisipasi Aktif Ketika informasi disampaikan dengan jelas dan transparan, setiap anggota organisasi akan merasa terlibat dan dihargai. Hal ini mendorong mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam diskusi, pengambilan keputusan, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan organisasi. Keterbukaan dalam komunikasi menciptakan iklim yang inklusif dan mendukung.
  4. Membantu Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik Komunikasi yang efektif memungkinkan informasi mengalir dengan lancar dari satu divisi ke divisi lain. Dengan informasi yang akurat dan tepat waktu, para pemimpin dapat membuat keputusan yang lebih baik dan responsif terhadap situasi yang dihadapi. Kualitas keputusan yang diambil berbanding lurus dengan kualitas komunikasi yang ada.
  5. Meningkatkan Moral Karyawan Komunikasi yang terbuka dan dua arah tidak hanya meningkatkan rasa dihargai di kalangan karyawan, tetapi juga memberikan rasa memiliki. Ketika karyawan merasa didengar dan dihargai, semangat kerja mereka meningkat, begitu pula loyalitas dan komitmen mereka terhadap organisasi.

Komunikasi di Semua Tingkatan

Komunikasi yang baik tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja. Di setiap tingkatan organisasi, dari manajemen puncak hingga karyawan di garis depan, komunikasi efektif adalah kunci. Direktur perlu berkomunikasi dengan manajemen dan karyawan, begitu juga sebaliknya. Sebuah organisasi yang berfungsi dengan baik adalah organisasi di mana setiap lapisan dapat berkomunikasi secara terbuka dan saling mendukung.

Kesimpulan

Komunikasi adalah nadi yang menggerakkan setiap organisasi. Tanpa komunikasi yang baik, tujuan organisasi sulit tercapai dan potensi konflik akan meningkat. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap anggota organisasi, tanpa memandang posisinya, untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi yang efektif.

Mari kita semua mengakui pentingnya komunikasi yang jernih, terbuka, dan konstruktif demi mendorong kemajuan bersama serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.

Referensi: A Simple Hack to Help You Communicate More Effectively by Matt Abrahams

Dibuat dengan bantuan chatGPT.

Raih Efisiensi Bisnis dengan Outsourcing

Menjadi Mitra Terbaik dan Manfaatkan Tren Terbaru!

Outsourcing telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi organisasi yang ingin meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka. Namun, sebelum memulai, penting untuk memahami manfaat outsourcing dan bagaimana menjadi mitra outsourcing yang baik.

Manfaat Outsourcing
Outsourcing dapat memberikan beberapa manfaat bagi organisasi, seperti penghematan biaya, akses ke keterampilan dan keahlian khusus, fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih baik, serta peningkatan efisiensi. Namun, manfaat outsourcing dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan situasi spesifik dari setiap organisasi.

Survey Deloitte Global Outsourcing 2022
Untuk memberikan wawasan tentang tren dan praktik terbaik dalam outsourcing, Deloitte melakukan survey dengan mengumpulkan input dari lebih dari 400 eksekutif dari berbagai industri dan wilayah di seluruh dunia. Hasil survey ini memberikan beberapa pesan bermanfaat bagi organisasi yang ingin memanfaatkan outsourcing untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka.

Siapa Yang Mengisi Survey?
Survey Deloitte Global Outsourcing 2022 dilakukan dengan mengumpulkan input dari lebih dari 400 eksekutif dari berbagai industri dan wilayah di seluruh dunia. Para partisipan survey ini termasuk eksekutif tingkat C-suite, pemimpin senior, dan manajer yang terlibat dalam keputusan dan strategi outsourcing di organisasi mereka.

Industri Apa Saja Yang Mengisi Survey?
Survey ini mencakup input dari eksekutif dari berbagai industri, termasuk teknologi, kesehatan, jasa keuangan, produk konsumen, dan energi. Survey ini bertujuan untuk menangkap wawasan dari berbagai industri dan wilayah di seluruh dunia.

Bagaimana Menjadi Mitra Outsourcing Yang Baik?
Menjadi mitra outsourcing yang baik membutuhkan kombinasi faktor, termasuk komunikasi yang jelas, kemampuan manajemen vendor yang kuat, dan fokus pada hasil daripada hanya penghematan biaya. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi mitra outsourcing yang baik:

  1. Tentukan tujuan yang jelas sebelum melaksanakan outsourcing.
  2. Pilih vendor yang tepat berdasarkan keahlian, pengalaman, dan kesesuaian budaya.
  3. Tetapkan saluran komunikasi yang jelas dan protokol dengan vendor Anda.
  4. Kembangkan kemampuan manajemen vendor yang kuat untuk memastikan kolaborasi dan keselarasan yang efektif.
  5. Fokus pada hasil untuk mendorong nilai dari hubungan outsourcing.

Beberapa pesan kunci dari Survey Deloitte Global Outsourcing 2022 meliputi kebutuhan akan pemikiran strategis dan kolaborasi yang efektif dalam hubungan outsourcing, pentingnya menemukan, mengembangkan, dan mempertahankan bakat dengan keterampilan yang tepat, serta munculnya model pengiriman dan opsi sourcing baru.

Kesimpulan
Outsourcing dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi organisasi yang ingin meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka. Namun, penting untuk memahami manfaat outsourcing yang spesifik untuk organisasi Anda dan bagaimana menjadi mitra outsourcing yang baik. Survey Deloitte Global Outsourcing 2022 memberikan wawasan dan pesan bermanfaat bagi organisasi yang ingin memanfaatkan outsourcing untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Dengan memperhatikan pesan kunci dari survey ini, organisasi dapat mengembangkan strategi outsourcing yang efektif dan relevan dengan kebutuhan bisnis mereka.