Salah satu metode yang ada dalam Permenaker no.1 tahun 2017 adalah Metode Rangking Sederhana. Dalam tulisan ini akan mengacu pada Permenaker tersebut.
Berdasarkan Pemenaker no. 1 Tahun 2017, berikut adalah langkah yang tertulis:
Langkah 1: Tentukan jabatan dan uraian tugas masing-masing jabatan .
Langkah 2: Buat daftar jabatan dan urutkan jabatan tersebut berdasarkan uraian tugasnya dari yang termudah sampai dengan yang tersulit.
Langkah 3: Buat Tabel Struktur dan Skala Upah yang terdiri dari kolom jabatan, Golongan Jabatan, upah terkecil, dan upah terbesar.
Langah 4: Tentukan upah terkecil untuk jabatan terendah. (Upah terkecil untuk jabatan terendah adalah upah terkecil yang umumnya dibayarkan dan mau diterima oleh Pekerja/Buruh.)
Langkah 5: Tentukan Upah Terbesar untuk Jabatan terendah. (Upah Terbesar untuk Jabatan terendah adalah upah terbesar yang umumnya dibayarkan dan mampu dibayarkan oleh pengusaha.)
Langkah 6: Tentukan Upah Terkecil dan Upah Terbesar untuk Jabatan-Jabatan selanjutnya dengan mengikuti langkah 4 dan langkah 5).
Langkah 7: Masukkan Upah Terkecil dan Upah Terbesar masing-masing Jabatan ke dalam Tabel Struktur dan Skala Upah.
Langkah 8: Tentukan Golongan Jabatan untuk masing-masing jabatan. (Untuk Jabatan yang tugas dan tanggung jawabnya kurang lebih sama, dapat digabung menjadi 1 (satu) Golongan Upah.)
Kita akan coba melaksanakan langkah tersebut di atas dengan menggunakan contoh.
Contoh:
Usaha kontraktor bangunan (bisa juga diterapkan pada usaha lain yang jumlah jabatannya sedikit, seperti usaha restoran kecil, toko ritel, dll).
Tukang Kayu: 3 orang
Tukang Batu: 5 orang
Pembantu Tukang: 10 orang
Mandor: 1 orang
Arsitek: 1 orang
Langkah 1: Tentukan jabatan dan uraian tugas masing-masing jabatan. Tukang Kayu: melaksanakan pekerjaan konstruksi kayu atap, kusen, pintu dan jendela, termasuk plafon, lantai dan dinding kayu sesuai gambar kerja Tukang Batu: melaksanakan pekerjaan konstruksi batu kali dan batu bata, pelesteran, siar (veog) sesuai gambar kerja Pembantu Tukang: membantu pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Tukang Kayu dan/atau Tukang Batu Mandor: mengawasi dan memastikan pekerjaan-pekerjaan Tukang Kayu, Tukang Batu, dan Pembantu Tukang sesuai dengan gambar kerja/gambar detail serta tepat waktu. Arsitek: merancang bangunan sesuai yang dikehendaki, menghitung anggaran pembangunan, serta memastikan bahwa pelaksanaan dan bangunan tidak melanggar peraturan perundang-undangan
Langkah 2: Buat daftar jabatan dan urutkan jabatan tersebut berdasarkan uraian tugasnya dari yang termudah sampai dengan yang tersulit.
Dari contoh di atas, urutan jabatan tersebut sebagai berikut:
Pembantu Tukang
Tukang Batu
Tukang Kayu
Mandor
Arsitek
Langkah 3: Buat Tabel Struktur dan Skala Upah yang terdiri dari kolom Jabatan, Golongan Jabatan, Upah Terkecil, dan Upah Terbesar.
Masukkan jabatan ke dalam kolom jabatan pada Tabel Struktur dan Skala Upah tersebut. Seperti tabel dibawah ini:
Tabel 1: Jabatan, Golongan Jabatan, Upah terkecil, Upah terbesar.
Langkah 4: Tentukan upah terkecil untuk jabatan terendah.
Dalam contoh ini, jabatan terendah adalah pembantu tukang.
Upah terkecil untuk pembantu tukang ditentukan sebesar Rp1.500.000,00.
Dalam menentukan upah terkecil untuk jabatan terendah, harus mempertimbangkan upah terkecil yang umumnya dibayarkan dan mau diterima oleh Pekerja/Buruh serta upah minimum yang berlaku di daerah setempat.
Langkah 5: Tentukan upah terbesar untuk jabatan terendah.
Jabatan terendah pada contoh di atas yaitu pembantu tukang.
Upah terbesar untuk pembantu tukang ditentukan sebesar Rp2.250.000,00.
Dalam menentukan upah terbesar untuk jabatan terendah harus mempertimbangkan upah terbesar yang umumnya dibayarkan kepada Pekerja/Buruh dan mampu dibayar oleh Pengusaha.
Langkah 6: Tentukan upah terkecil dan upah terbesar untuk jabatan-jabatan selanjutnya dengan mengikuti langkah 4 dan langkah 5.
Langkah 7: Masukkan upah terkecil dan upah terbesar masing-masing jabatan ke dalam Tabel Struktur dan Skala Upah.
Tabel 2: Upah terkecil dan Upah terbesar dimasukkan dalam tabel SSU
Langkah 8: Tentukan Golongan Jabatan untuk masing-masing jabatan.
Contoh Golongan Jabatan untuk masing-masing jabatan sebagaimana Tabel di bawah ini:
Tabel 3: Tentukan Golongan Jabatan
Apabila ada jabatan yang tugas dan tanggung jawabnya relatif sama, jabatan tersebut dapat dikelompokkan dalam 1 (satu) Golongan Jabatan.
Jabatan tukang kayu dan tukang batu dinilai mempunyai tugas dan tanggung jawab relatif sama, sehingga dapat dikelompokkan dalam 1 (satu) Golongan Jabatan yang sama.
Tabel 4: Golongan Jabatan yang relatif sama, dijadikan satu.
Demikian cara membuat Struktur dan Skala Upah menggunakan Metode Rangking Sederhana. Metode ini disarankan bagi perusahaan yang jumlah jabatannya tidak banyak.
Anda dapat mengikuti workshop lengkap tentang Pembuatan Struktur dan Skala Upah dengan 3 (tiga) metode, termasuk yang dijelaskan di atas. Untuk informasi lebih lanjut silakan kirimkan email ke info@humancapitalg.com.
Jika anda membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai Pembuatan Struktur dan Skala Upah, anda dapat mengisi form terlampir atau menghubungi: Ibu Nia Sabrina di nia@humancapitalg.com. Kami akan menghubungi anda kembali. Semua aktivitas baik workshop, konsultansi dan project akan dikawal oleh Anton Subagiyanto Associates.
Latar belakang. Banyak diantara kita, para pelaksana pengelola MSDM yang masih belum memahami benar mengenai bagaimana formula perhitungan Pph 21 dan BPJS. Yang sudah paham juga banyak, yang pura-pura paham juga banyak.
Yang belum paham ini mencari penjelasan dengan browsing melalui internet. Setelah sekian usaha dilakukan bertemulah dengan aplikasi yang dijual untuk menghitung Pph dan BPJS sehingga muncullah angka yang tampil dalam slip gaji.
Sayangnya membeli aplikasi ini tidak membuat anda paham mengenai bagaimana formula menghitung yang sebenarnya. Dan aplikasi yang dimaksudkan disini bisa jadi hanya sebuah rumus dalam format file Microsoft Excel.
Yang mengerikan lagi adalah, dengan membeli dan menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada, anda malah akan sering bilang ‘pokoknya gitu’. Ini terjadi karena anda menggunakan yang sudah siap pakai. Padahal tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan waktu akan ada update yang harus dilakukan. Paling mudah, contohnya adalah perubahan PTKP. Kalau ini terjadi, pada saat anda belum menguasai bagaimana dasar perhitungannya, kemungkinan besar anda akan membeli aplikasi terupdate. Begitu seterusnya.
Lalu bagaimana sebaiknya? Aplikasi yang tesedia, baik dijual atau diberikan sebagai bonus dalam pelatihan dibuat atas dasar yang jelas. Dalam hal ini yang menjadi dasar adalah peraturan pemerintah, baik itu pajak, bpjs, dan peraturan upah.
Kalau anda mampu dan berhasil mengidentifikasi input-proses-outputnya dari perhitungan ini, dan mampu membuat deskripsi yang jelas mengenai langkah-langkah perhitungannya, anda pasti dapat melakukan perubahan yang diperlukan. Atau lebih baik lagi, anda bisa membuat rumus anda sendiri.
Jadi sebaiknya, pahamilah dasar dan sebabnya rumus itu ada. Dan lagi kalau memang anda adalah pelaksana bidang pengelola MSDM, seharusnya anda menguasai ini.
Istilah. Dalam pembahasan ini, kita akan pahami dulu beberapa istilah. Perlu diketahui bahwa istilah ini mungkin bukan istilah umum, dan hanya berlaku untuk menjelaskan disini.
Gaji bersih, take home pay, besaran rupiah yang diterima oleh pekerja
Gaji kotor, gross salary, adalah besaran rupiah yang masih belum bisa diterima oleh pekerja karena di dalamnya masih terkandung elemen lain. Misalnya, upah lembur, potongan kehadiran, Pph 21 dan BPJS.
BPJS, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai peraturan pemerintah, ada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Menghitung “take home pay”. Yang disebut gaji dalam hal ini biasanya digunakan untuk menyebutkan gaji pokok. Gross salary atau gaji kotor biasanya digunakan untuk menyebutkan besarnya gaji pokok yang masih ada komponen upah lembur, tunjangan lain, potongan kehadiran, dan potongan Pph 21 dan BPJS.
Tentunya besarnya potongan kehadiran, Pph 21 dan BPJS adalah minus, jadi mengurangi.
Besarnya biaya jabatan adalah 5% dari gaji kotor dan maximal Rp. 500.000,-
Dari hasil perhitungan diatas dihasilkan gaji kotor sebulan. Kemudian dikalikan 12 supaya menjadi setahun. Kenapa? Supaya bisa disandingkan dengan PTKP, besaran PTKP dalam peraturan pajak adalah setahun.
Hasil dari gajai kotor setahun dikurangi dengan PTKP adalah PKP (Penghasilan Kena Pajak)
PKP = Gaji kotor (setahun) - PTKP
Penghasilan kena pajak ini kemudian disandingkan dengan Tarif Pajak dari peraturan yang ada. Saat ini, untuk contoh, penghasilan sampai dengan 50 juta per tahun, tarif pajaknya 5%. Maka besarnya Pph 21 terhutang (setahun adalah) besarnya penghasikan kena pajak dikalikan tarif pajaknya.
Pph 21 terhutang (setahun) = PKP x Tarif Pajak
Untuk menentukan besarnya pajak terhutang bulan ini adalah dengan membagi 12 besarnya Pph 21 terhutang (setahun).
Yang juga harus diingat adalah, bagi yang tidak memiiki NPWP, besarnya Pph 21 terhutang harus dikalikan 120% nya.
Untuk menghitung besarnya BPJS, tinggal menyesuaikan berapa besarnya persentase untuk perusahaan dan untuk karyawan. Dan perhatikan persentase ini terhadap apa, gaji kotor atau yang lain.
Besarnya Gaji Bersih atau Take Home Pay didapat dari besarnya Gaji Kotor dikurangi dengan potongan yang ada, misal Pph 21 dan BPJS dan potongan lain.
Take Home Pay = Gross Salary - Pph 21 (sebulan) - Potongan BPJS - Potongan Lain
Itulah cara menghitung besarnya Gaji Bersih. Tampilan slip gaji dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dan sebaiknya menampilkan besarnya gaji kotor dan potongan pajak dan BPJS.
Berdasarkan formula-formula diatas dan peraturan yang digunakan sebagai dasar menghitung, maka dapat dibuat formula dalam spreadsheet (Microsoft Excel). Tentukan mana yang konstan dan mana yang berubah, agar pada saat (seandainya) ada perubahan peraturan, besarnya PTKP misalnya, dalam file Excelnya juga dapat dirubah.
Sejak beberapa tahun ini PT HCG sudah mewujudkan kepeduliannya terhadap bidang MSDM. Video edukasi berikut dibuat tahun 2015.
Pernah penasaran kenapa gaji kita sering dihitung berdasarkan angka-angka yang terkesan “ajaib” seperti 25, 21, atau 173 hari? Ternyata, di balik angka-angka tersebut tersimpan sejarah panjang dan alasan logis yang membentuk sistem pengupahan di Indonesia. Yuk, kita bongkar bersama!
Ada empat judul yang bisa membantu anda memahami mengenai menghitung upah:
Hitung Upah
Asal usul 25 hari
Asal usul 21 hari
Asal usul 173 jam
“Pernah penasaran mengapa gaji kita sering dihitung berdasarkan 25 hari, 21 hari, atau 173 jam? Ternyata, ada sejarah dan alasan di balik perhitungan tersebut.
25 hari: Angka ini sering dianggap sebagai representasi dari rata-rata hari kerja dalam sebulan. Namun, perlu diingat bahwa jumlah hari kerja efektif bisa berbeda-beda setiap bulan tergantung pada hari libur nasional dan cuti.
21 hari: Angka ini lebih spesifik digunakan untuk menghitung upah lembur. Angka ini didasarkan pada asumsi bahwa setelah dikurangi hari libur dan cuti, rata-rata karyawan bekerja selama 21 hari dalam sebulan.
173 jam: Angka ini didapatkan dari perhitungan 21 hari kerja x 8 jam kerja per hari. Namun, perlu diingat bahwa durasi kerja bisa berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaan dan peraturan perusahaan.
Konten ini bermanfaat untuk siapa?
Untuk semua pekerja: Memahami sistem pengupahan akan membantumu lebih bijak dalam mengatur keuangan dan menegosiasikan gaji.
Untuk pengusaha: Dengan memahami dasar-dasar perhitungan upah, Anda dapat membuat kebijakan penggajian yang adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Untuk mahasiswa dan profesional muda: Pengetahuan ini akan sangat berguna saat memasuki dunia kerja dan membuat keputusan terkait karir..
Perlu diingat bahwa perhitungan upah ini bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung pada kebijakan perusahaan, jenis pekerjaan, dan perjanjian kerja bersama. Faktor-faktor seperti lembur, tunjangan, dan insentif juga dapat mempengaruhi total penghasilan seorang karyawan.
Meskipun angka-angka seperti 25, 21, dan 173 sering digunakan sebagai patokan, penting untuk memahami bahwa perhitungan upah sebenarnya lebih kompleks dan melibatkan berbagai variabel.
Jangan lewatkan video edukasi menarik ini untuk menjawab semua pertanyaanmu tentang perhitungan gaji! Klik link di bio untuk menonton sekarang juga.
Memahami perhitungan payroll non staff menggunakan Apple Numbers
Pengantar
Dari pengamatan dan pengalaman pribadi, membuat perhitungan Payroll yang Customized cenderung masuk dalam kategori sulit, sehingga di sini banyak menggunakan progammer. Apakah menarik jika seandainya ada cara penyelesaian yang gratis? Terlebih anda dapat mengendalikan sistem Payroll anda meskipun ada perubahan (customized) dalam perjalanannya?
Jika jawabannya adalah “iya”, lanjutkan baca tulisan ini. Karena dijamin tulisan ini akan memberikan jawaban mengenai apa yang dibutuhkan.
Penjelasan ini mencoba memahami perhitungan yang sama dengan perspektif yang sedikit berbeda dengan yang sudah pernah dilakukan.
Teknik atau metode yang akan disampaikan di sini bisa berguna bagi siapa saja. Secara umum, pendekatan yang digunakan sudah banyak dipakai di bidang lain. Hanya saja dalam pembahasan kali ini difokuskan kepada permasalahan Customized Payroll.
Tujuan dari penulisan ini untuk membagikan perspektif atau cara pandang baru yang diharapkan dapat memberikan efisiensi dalam proses Payroll yang sudah dijalankan, terutama yang Customized.
Penjelasan selanjutnya dibagi menjadi 3 bagian:
1. Pemahaman istilah dan alat (tool) yang digunakan.
2. Teknik dan metode berpikir.
3. Penutup
1. Pemahaman istilah dan alat yang digunakan
Kita perlu menyamakan istilah dan pemahaman mengenai tool yang kita gunakan. Maka kita akan deskripsikan satu-persatu.
1.1. Payroll
Menurut Wikipedia https://en.wikipedia.org/wiki/Payroll A payroll is a company’s list of its employees, but the term is commonly used to refer to: – the total amount of money that a company pays to its employees – a company’s records of its employees’ salaries and wages, bonuses, and withheld taxes – the company’s department that calculates and pays these. Payroll in the sense of “money paid to employees” plays a major role in a company for several reasons.
Payroll dari perspektif Akuntansi sangat penting karena ini menyangkut kewajiban pajak yang harus diselesaikan oleh perusahaan dan tenaga kerjanya. Payroll dari perspektif MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) juga sangat penting. Karena tenaga kerja sangat sensitif terhadap kesalahan Payroll. Tenaga kerja berhak untuk dibayar tepat waktu dan tepat jumlah.
Tujuan utama dari proses Payroll adalah untuk memastikan bahwa tenaga kerja mendapatkan kompensasinya secara tepat jumlah dan tepat waktu. Tepat jumlah di sini termasuk segala hal yang mempengaruhinya, pajak dan pengurangan lainnya, termasuk pajak yang harus dibayarkan tepat waktu kepada regulator (Negara).
Beberapa perusahaan memberikan pekerjaan Payroll kepada pihak ketiga, terutama PayrollCustomize, karena biasanya ada banyak ketentuan yang menjadikan terlalu rumit untuk dikerjakan oleh internal perusahaan.
1.2. Customized
Sedikit memahami arti kata Customized di sini. Menurut http://www.dictionary.com/browse/customize: verb (used with object), customized, customizing. to modify or build according to individual or personal specifications or preference: to customize an automobile.
Bisa diartikan, supaya mudah, adalah “perlu penyesuaian atau disesuaikan”. Misalnya dalam topik kita ini nanti akan ada banyak penyesuaian-penyesuaian yang mempengaruhi gaji seseorang. Atau, setiap perusahaan mempunyai kebijakan cara menghitung gaji tenaga kerjanya sendiri. Itulah yang dalam topik ini dimaksud dengan Customize.
1.3. Apa itu Apple Numbers1
Setelah mengetahui pemahaman di atas, mari kita mulai dengan mengenal apa itu Apple Numbers.
Perkenalkan, Apple Numbers adalah aplikasi yang berjalan dalam Operating System macOS2, yang bisa didapatkan gratis apabila anda membeli Apple Computer baru sejak (kalau tidak salah) setelah tahun 2012. Apple Numbers dalam perjalanannya sampai hari ini sudah mengalami beberapa kali penyesuaian. Mulai dari tampilan yang disederhanakan, sampai sinkronisasi dengan device Apple lain, misalnya iPhone dan iPad, dengan menggunakan iCloud3.
1.4. Customized Payroll dengan Apple Numbers
Salah satu kelebihan yang dimiliki Apple Numbers adalah, dalam satu sheet Apple Numbers bisa ada beberapa tabel. Saat mempelajari aplikasi spread sheet yang lain, satu sheet adalah satu “large” tabel. Perbedaan yang sangat menguntungkan. Terutama pada saat menjalankan fungsi lookup, formula yang dibuat bisa membaca tabel tertentu. Untuk lebih memahami memang disarankan untuk mencoba.
Dalam menyelesaikan perhitungan Payroll dengan Apple Numbers, disarankan menghindari penggunaan vlookup. vlookup dan indexmatch memiliki fungsi yang sama yaitu melihat sebuah nilai dari tabel atau sheet lain dengan ketentuan berada di baris (row) yang sama.
Kenapa disarankan untuk memakai kombinasi index dan match? Salah satu keuntungan dari penggunaan index dan match adalah tidak perlu mengetahui “column number” dari tempat yang ingin dibaca nilainya. VLOOKUP(search-for,columns-range,return-column,close-match) dari function ini, di bagian return-column kita harus menyebutkan kolom nomor berapa. Akan menjadi masalah baru jika dalam perkembangan selanjutnya ada nomor kolom yang berubah maka kita harus mengganti semua formula vlookup. Ciri-ciri penggunaan vlookup, untuk memudahkan biasanya akan memberikan nomor kolom di atas sendiri. INDEX(range,MATCH(search-for,search-where,matching-method),column-index,area-index) di sini yang di-match adalah baris (row)-nya dan yang di-index adalah kolom yang ingin dilihat nilainya. Dengan begini, jika kemudian ada kebutuhan untuk mengubah urutan kolom, maka kita tidak perlu mengubah formula yang ada. Index match bisa kita manfaatkan untuk kebutuhan ini, di Apple Numbers.
Menyelesaikan perhitungan CustomizedPayroll dengan Apple Numbers menjadi sangat memungkinkan karena di Apple Numbers dalam satu sheet bisa dibuat beberapa tabel. Setiap perhitungan Payroll yang Customized selalu akan dimudahkan apabila kita dapat membuat tabel-tabel sesuai kebutuhan. Misalnya; tabel kebijakan pemberi kerja, tabel kebijakan BPJS, tabel kebijakan Pph 21, dan mungkin dalam beberapa perhitungan diperlukan tabel piece rate.
Jika sampai di sini sudah bingung, jangan kuatir baca saja terus. Nanti akan tercerahkan
2. Teknik dan Metode Berpikir
Setelah memahami istilah dan tool yang kita gunakan dalam menyelesaikan perhitungan ini, selanjutnya perlu kita pahami bagaimana urutan berpikirnya. Di bawah ini adalah rahasia umum yang bisa diaplikasikan dalam penyelesaian perhitungan ini.
Rahasia umum yang digunakan dalam sebuah proses bisa kita gunakan di sini. Sangat mendasar, kalau kita umpamakan Payroll ini adalah sebuah proses, maka harus ada input dan harus ada output.
Input – Process – Output
2.1. Input
Yang dimaksud input di sini adalah semua yang menjadi bahan dasar sebelum dilakukan perhitungan. Supaya mudah, kita menyebutnya input konstan dan input variabel. Input konstan termasuk peraturan dan kebijakan pengguna (user), misal pajak, cara pembayaran (pola), peraturan BPJS, dll. Input variabel adalah input yang sudah dijabarkan di atas tadi. Dalam hal Payroll ini, yang berubah setiap kali cut off.
2.2. Process
Proses mungkin bisa disebut juga langkah Calculation. Kalkulasi yang menghasilkan gaji kotor untuk kemudian masuk ke kalkulasi BPJS dan Pajak.
Dalam membuat kalkulasi ini, kita harus memperhatikan jenis input-nya. Rancangan (design) dan identifikasi awal akan menentukan jenis atau model kalkulasinya.
Salah satu contoh formula untuk perhitungan yang menggunakan indexmatch:
IF(PPh Sebulan Nama 10≥0,IF(Status NPWP Nama 10="TIDAK ADA",PPh Sebulan Nama 10×INDEX(Pengali,MATCH(Status NPWP Nama 10,Status NPWP\::A,0),column-index,area-index),PPh Sebulan Nama 10),0)
2.3. Output
Ini adalah hasil yang diharapkan, biasanya adalah berapa gaji per orang. Tapi di sini kita akan explore lebih jauh, karena Apple Numbers dapat memfasilitasi kebutuhan layouting, maka di sini kita bisa membuat slip gaji sesuai kebutuhan. Kita juga bisa membuat laporan untuk pihak finance. Dan kebutuhan-kebutuhan lain yang membutuhkan layout (tampilan) khusus.
Salah satu contoh output yang dimaksud: (gambar sudah terdelete)
Cell-cell dalam slip ini ditampilkan cukup banyak dengan tujuan transparansi dan sesuai dengan kebutuhan pengguna, sehingga tenaga kerja dapat melakukan konfirmasi dengan pencatatan absensi yang ada. Kalau ada yang tidak cocok bisa mengajukan keluhan complain, dan pihak operasional akan langsung mengatasi masalah ini. Sejauh ini dan secara logika, selama datanya benar dan jika dalam proses sama sekali tidak ada data manual, maka kesalahan hitung tidak akan terjadi. Kesalahan lebih sering terjadi pada bagian pencatatan (apalagi kalau pencatatan itu dilakukan manual).
3. Penutup
Masih ada contoh Perhitungan Payroll lain yang bisa diselesaikan dengan Apple Numbers ini. Salah satunya adalah menghitung upah borongan murni, dengan 70 macam jenis pekerjaan. Jadi ada 70 piece rate. Akan dicoba untuk dibahas lain waktu, atau bila bertemu.
Selanjutnya, untuk dapat melakukan sendiri apa yang sudah dibahas ini silakan mulai mengexplore Apple Numbers anda.
Beberapa hal yang penting adalah:
– Dengan memahami fungsi Payroll dan pemahaman umum dari “input-process-output”, kita bisa men-deliver hasil yang diharapkan dari proses Payroll.
– Identifikasi dan rancangan (design) solusi adalah langkah yang paling krusial dari semua proses ini. Bukan pembuatan formula.
– Apple Numbers memiliki beberapa kekurangan dibanding dengan spreadsheet lain. “Kesederhanaan” dari fitur yang ada ditambah dengan kemampuan membuat beberapa tabel dalam satu sheet menjadikan aplikasi ini mampu menyelesaikan persoalan-persoalan Payroll yang Customized. Dan aplikasi ini gratis.
Bagaimana cara mendapatkan Apple Numbers, sudah dijelaskan di atas, yaitu free untuk pembelian Apple Computer.
Silakan mencoba dengan case-case real yang dihadapi. Jika masih belum berhasil dalam pelaksanaannya (identifikasi dan design solusinya), atau malah sebaliknya, menemukan cara-cara baru, mari kita diskusi.
Terima kasih. Semoga membantu.
denny Jd – 25 Februari 2017