+62.31.598.1809 info@hcg.co.id

Strategi Menilai Kinerja Vendor Outsourcing

By: JD Darmawan Ardi Priyonggo

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pengukuran kinerja vendor outsourcing menjadi aspek penting bagi pengambil keputusan. Namun, seringkali penilaian ini terjebak pada kesan semu atau gimmick yang tidak mencerminkan kinerja sebenarnya.

Saya teringat diskusi dengan seorang rekan yang menggunakan jasa outsourcing. Ia mengeluhkan vendor yang selalu tampil memukau saat presentasi, penuh janji dan klaim sukses, namun kenyataannya performa mereka jauh dari harapan. Dia merasa bahwa keputusan berdasarkan kesan awal sering kali berujung pada kekecewaan karena hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa penting untuk memiliki pendekatan yang lebih sistematis dan berbasis data dalam menilai kinerja vendor outsourcing. Jadi, bagaimana kita bisa melakukannya dengan lebih objektif?

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa membantu:

1. Fokus pada Data Kinerja Nyata
Langkah pertama adalah memastikan penilaian vendor didasarkan pada data yang konkret. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators atau KPI) harus jelas sejak awal kerjasama. Misalnya, jika bekerja sama dengan vendor outsourcing di bidang tenaga kerja, KPI seperti kepuasan pelanggan, ketepatan pembayaran gaji, dan penyelesaian masalah di lapangan adalah contoh metrik yang dapat diukur secara objektif.

Referensi:

2. Hindari Kesimpulan Cepat Berdasarkan Kesan Awal
Vendor yang tampak meyakinkan di awal mungkin tidak selalu dapat mempertahankan konsistensi performa. Penilaian yang hanya didasarkan pada presentasi atau kesan awal sering kali bias. Laporan rutin berbasis data yang terukur lebih dapat diandalkan untuk mengevaluasi hasil sebenarnya, daripada hanya terpengaruh oleh pencapaian sesaat yang menarik perhatian.

Referensi:

3. Manfaatkan Pengalaman Pribadi Sebagai Pertimbangan
Pengalaman pribadi dalam bekerja dengan vendor outsourcing dapat menjadi bahan evaluasi yang tak ternilai. Dalam pengalaman saya mengelola PT HCG, saya belajar bahwa pendekatan berbasis hubungan jangka panjang dan transparansi dalam pelaporan kinerja sangat membantu. Dengan cara ini, klien kami bisa memahami nilai sebenarnya dari layanan yang kami tawarkan. Pengukuran yang konsisten dan komunikasi yang terbuka menjadi landasan keberhasilan.

4. Bandingkan Kinerja Vendor dengan Standar Pasar
Penilaian vendor outsourcing tidak bisa dilakukan dalam ruang hampa. Bandingkan kinerja vendor dengan standar pasar atau vendor sejenis dalam industri yang sama. Perbandingan ini akan memberikan perspektif yang lebih jelas tentang seberapa kompetitif dan profesional vendor tersebut dalam memenuhi harapan klien.

Referensi:

5. Prioritaskan Hasil Nyata di Lapangan
Janji tanpa bukti bukanlah ukuran kinerja yang baik. Vendor yang handal harus mampu memenuhi kontrak dan memberikan hasil nyata yang dapat dirasakan langsung di lapangan. Efisiensi operasional dan pertumbuhan bisnis klien yang didukung oleh layanan vendor harus menjadi ukuran utama keberhasilan.

Dengan pendekatan ini, pengambil keputusan di berbagai level dapat menilai kinerja vendor outsourcing secara lebih objektif, menghindari jebakan gimmick atau kesan awal yang menyesatkan, dan fokus pada data serta hasil nyata yang mendukung pertumbuhan bisnis.

Surabaya, 16 September 2024

Confused? Here’s Your Outsourcing Guide

In today’s global market, many companies face stiff competition and must be creative to remain profitable. One practice that helps companies save on production costs is outsourcing, which involves contracting out some of a company’s business functions to third-party vendors or service providers.

Labor supply is one of the practices that fall under outsourcing. Labor supply involves hiring employees from a third-party vendor or service provider rather than directly hiring them as part of the company’s workforce. This means that a company can contract out some of its mundane or non-core business functions, such as data entry or customer service, to a third-party labor provider, who then hires and manages employees to carry out the tasks.

The differences between outsourcing and labor supply

Outsourcing typically involves hiring a third-party vendor to provide a range of services, while labor supply specifically refers to the practice of contracting out employees from a third-party labor provider. (Amusan, L. et al., 2022)

Labor supply can be considered a subcategory of outsourcing, as it specifically involves the hiring of labor rather than outsourcing a broader range of business functions. (Guerrón-Quintana, P. and Jinnai, R., 2019)

However, outsourcing can also include the contracting out of specialized services such as IT or accounting. In any case, outsourcing and labor supply are both strategies that allow companies to save on production costs while maintaining focus on their core competencies. Labor supply can be a particularly effective outsourcing practice in situations where companies need to quickly scale up or down their workforce, as third-party labor providers can provide flexibility in terms of the number of employees they can hire or lay off based on a client company’s needs.

Which one is more beneficial for the organization

Whether outsourcing or labor supply is more beneficial for an organization depends on various factors such as the size of the company, the nature of its operations, and the company’s specific goals and objectives. Ultimately, it is up to each organization to carefully evaluate its needs and consider the costs and benefits of outsourcing (Suklan, J., Kavčič, K. and Milost, F., 2016)versus labor supply to determine which strategy will be most effective for achieving its desired outcomes.

The strengths and weakness of outsourcing

The strengths of outsourcing are numerous, including the ability to reduce costs, access specialized expertise and technology, improve efficiencies and productivity, and ultimately enhance competitiveness.

One of the main weaknesses of outsourcing, however, is that it can be difficult to maintain quality control and ensure consistent standards when dealing with third-party vendors.

The strengths and weaknesses of labor supply

The strengths of labor supply include the ability to quickly and easily scale up or down a company’s workforce based on changing needs, as well as the flexibility to negotiate contracts with third-party labor providers. However, one of the main weaknesses is a lack of control over employee training and development, as well as potential issues around worker engagement and loyalty when there is a lack of direct employment relationship between workers and the client company.

Analysis steps before deciding on outsourcing or labor supply

Before deciding whether to pursue outsourcing or labor supply as a strategy, companies need to conduct a careful analysis of their operations and evaluate factors such as the level of demand for their products or services, the availability of skilled labor in their industry and geographic location, as well as cost considerations such as taxes and wages. It is important to also consider potential risks and challenges associated with each approach, such as legal and regulatory issues, language barriers in offshore outsourcing, and communication challenges when coordinating with third-party labor suppliers in a global supply chain.

Summary

In summary, labor supply is a form of outsourcing that can provide significant advantages for companies in terms of flexibility and cost savings.

However, it is crucial for organizations to carefully consider the potential strengths and weaknesses of both outsourcing and labor supply before implementing a specific strategy. It is recommended that companies conduct a thorough analysis of their business needs and thoroughly research potential vendors before engaging in outsourcing or labor supply.

References

Amusan, L. et al. (2022) “Re-strengthening the Adoption of Outsourcing Concept in Construction Firms: Issues and Challenges,” Iop Conference Series Earth and Environmental Science, 1054(1),p. 012044. Available at: https://doi.org/10.1088/1755-1315/1054/1/012044.
Guerrón-Quintana, P. and Jinnai, R. (2019) “Financial frictions, trends, and the great recession,” Quantitative Economics, 10(2),p. 735-773. Available at: https://doi.org/10.3982/qe702.
Suklan, J., Kavčič, K. and Milost, F. (2016) “Outsourcing Logistics Activities: Evidence from Slovenia,” Promet – Traffic&transportation, 28(6),p. 575-581. Available at: https://doi.org/10.7307/ptt.v28i6.2042.
Danzer, A., Feuerbaum, C. and Gaessler, F. (2020) “Labor Supply and Automation Innovation,” SSRN Journal, 20(09),p. 68. Available at: https://doi.org/10.2139/ssrn.3642594.

Efek Outsourcing pada Income Statement Perusahaan

Outsourcing: Optimalisasi Produktivitas dengan Menggunakan Outsourcing Dilihat dari Sudut Pandang Laporan Keuangan

Strategi bisnis yang sejauh ini paling ampuh adalah fokus pada kegiatan utama. Sehingga Outsourcing merupakan solusi. Kegiatan penunjang bisa diserahkan kepada perusahaan Outsourcing.

Melihat pelaksanaan outsourcing dari sudut pandang laporan keuangan membuat kita menjadi mudah memahami apakah fokus bisnis kita saat ini sudah kepada kegiatan utama atau masih ada kegiatan penunjang yang belum kita pindahkan ke pihak yang lebih profesional untuk mengelolanya, perusahaan outsourcing.

Bagaimana melihat strategi outsourcing ini dari sudut pandang laporan keuangan perusahaan?

Pengaruh Outsourcing terhadap Income Statement

Outsourcing mengubah komponen pencatatan dalam Income Statement. Biaya tenaga kerja yang sebelumnya muncul dalam Operating Expenses kini terintegrasi ke dalam Cost of Goods Sold (COGS) atau Cost of Revenue (COR) ketika outsourcing diterapkan.

Ilustrasi Pencatatan Income Statement:

Tanpa Outsourcing:

– Pendapatan: $1,000,000
– COGS: $400,000
  – Biaya Bahan Baku: $350,000
  – Biaya lain: $50,000
Gross Profit: $600,000
Operating Expenses: $300,000
  – Biaya Tenaga Kerja (karyawan inti + non-inti): $250,000
  – Biaya Administrasi: $50,000
Net Profit: $300,000

Dengan Outsourcing:

– Pendapatan: $1,000,000
– COGS: $600,000
  – Biaya Bahan Baku: $350,000
  – Biaya lain: $50,000
  – Biaya Outsourcing (tenaga kerja non-inti): $200,000 (belum manajemen fee)
Gross Profit: $400,000
Operating Expenses: $100,000
  – Biaya Tenaga Kerja (hanya karyawan inti): $50,000
  – Biaya Administrasi: $50,000
Net Profit: $300,000

Jadi hanya pindah “post” saja? Iya, untuk jangka pendek, dan hal ini adalah indikasi apakah bisnis Anda fokus pada kegiatan utama atau belum. Pelaksanaan Outsourcing tidak memberikan direct impact penghematan biaya. Potesi yang dihasilkan jauh lebih besar. Growth.

Poin Utama:

  1. Efisiensi Biaya: Dengan outsourcing, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya untuk bisnis inti. Walaupun COGS meningkat karena biaya outsourcing, Operating Expenses berkurang signifikan.
  2. Fokus pada Bisnis Utama: Perusahaan dapat fokus sepenuhnya pada peningkatan revenue, tanpa terbebani oleh manajemen tenaga kerja non-inti.

Beberapa hal memang perlu menjadi pertimbangan sebelum melaksanakan kerjasama dengan perusahaan Outsourcing. Mengenai bagaimana memilih vendor outsourcing yang baik, artikelnya dapat di baca di sini.

Memutuskan untuk melaksanakan outsourcing dan bekerjasama dengan vendor yang kurang tepat tentu saja bukan menjadi solusi, melainkan menambah permasalahan dan potensi permasalahan. Perhatikan hal ini.

Agar optimalisasi terjadi, kita dapat melakukan analisa SWOT, berikut adalah analisa SWOT menerapkan strategi outsourcing.

Analisis SWOT Strategi Outsourcing:

  • Strengths (Kekuatan): Fokus pada core business, efisiensi biaya, dan manajemen SDM yang lebih ringkas.
  • Weaknesses (Kelemahan): Ketergantungan pada vendor outsourcing dan potensi komunikasi yang kurang efektif.
  • Opportunities (Peluang): Peluang ekspansi bisnis dengan biaya operasional yang lebih rendah dan akses ke teknologi atau keahlian spesifik melalui vendor outsourcing.
  • Threats (Ancaman): Fluktuasi biaya jasa outsourcing dan potensi perubahan regulasi yang mempengaruhi operasional.

Dengan melihat ilustrasi di atas, jelas bahwa strategi outsourcing membawa perubahan pada struktur laporan keuangan, khususnya Income Statement. Dan perubahan di Income Statement ini mencerminkan apakah organisasi bisnis kita sudah fokus pada kegiatan utama atau belum.

Namun, sebelum memutuskan untuk mengadopsi strategi ini, perusahaan harus memahami semua aspek, risiko, dan potensi keuntungan yang mungkin didapat.

Salah satu sumber lain yang memberikan pengetahuan mengenai outsourcing. Artikel OCBC.

Raih Efisiensi Bisnis dengan Outsourcing

Menjadi Mitra Terbaik dan Manfaatkan Tren Terbaru!

Outsourcing telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi organisasi yang ingin meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka. Namun, sebelum memulai, penting untuk memahami manfaat outsourcing dan bagaimana menjadi mitra outsourcing yang baik.

Manfaat Outsourcing
Outsourcing dapat memberikan beberapa manfaat bagi organisasi, seperti penghematan biaya, akses ke keterampilan dan keahlian khusus, fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih baik, serta peningkatan efisiensi. Namun, manfaat outsourcing dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan situasi spesifik dari setiap organisasi.

Survey Deloitte Global Outsourcing 2022
Untuk memberikan wawasan tentang tren dan praktik terbaik dalam outsourcing, Deloitte melakukan survey dengan mengumpulkan input dari lebih dari 400 eksekutif dari berbagai industri dan wilayah di seluruh dunia. Hasil survey ini memberikan beberapa pesan bermanfaat bagi organisasi yang ingin memanfaatkan outsourcing untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka.

Siapa Yang Mengisi Survey?
Survey Deloitte Global Outsourcing 2022 dilakukan dengan mengumpulkan input dari lebih dari 400 eksekutif dari berbagai industri dan wilayah di seluruh dunia. Para partisipan survey ini termasuk eksekutif tingkat C-suite, pemimpin senior, dan manajer yang terlibat dalam keputusan dan strategi outsourcing di organisasi mereka.

Industri Apa Saja Yang Mengisi Survey?
Survey ini mencakup input dari eksekutif dari berbagai industri, termasuk teknologi, kesehatan, jasa keuangan, produk konsumen, dan energi. Survey ini bertujuan untuk menangkap wawasan dari berbagai industri dan wilayah di seluruh dunia.

Bagaimana Menjadi Mitra Outsourcing Yang Baik?
Menjadi mitra outsourcing yang baik membutuhkan kombinasi faktor, termasuk komunikasi yang jelas, kemampuan manajemen vendor yang kuat, dan fokus pada hasil daripada hanya penghematan biaya. Berikut adalah beberapa tips untuk menjadi mitra outsourcing yang baik:

  1. Tentukan tujuan yang jelas sebelum melaksanakan outsourcing.
  2. Pilih vendor yang tepat berdasarkan keahlian, pengalaman, dan kesesuaian budaya.
  3. Tetapkan saluran komunikasi yang jelas dan protokol dengan vendor Anda.
  4. Kembangkan kemampuan manajemen vendor yang kuat untuk memastikan kolaborasi dan keselarasan yang efektif.
  5. Fokus pada hasil untuk mendorong nilai dari hubungan outsourcing.

Beberapa pesan kunci dari Survey Deloitte Global Outsourcing 2022 meliputi kebutuhan akan pemikiran strategis dan kolaborasi yang efektif dalam hubungan outsourcing, pentingnya menemukan, mengembangkan, dan mempertahankan bakat dengan keterampilan yang tepat, serta munculnya model pengiriman dan opsi sourcing baru.

Kesimpulan
Outsourcing dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi organisasi yang ingin meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka. Namun, penting untuk memahami manfaat outsourcing yang spesifik untuk organisasi Anda dan bagaimana menjadi mitra outsourcing yang baik. Survey Deloitte Global Outsourcing 2022 memberikan wawasan dan pesan bermanfaat bagi organisasi yang ingin memanfaatkan outsourcing untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Dengan memperhatikan pesan kunci dari survey ini, organisasi dapat mengembangkan strategi outsourcing yang efektif dan relevan dengan kebutuhan bisnis mereka.

Outsourcing dan Strategi Sukses Memilih nya

Pendahuluan:
Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk lebih efisien dan fokus pada kompetensi inti mereka. Salah satu solusi yang kian populer adalah outsourcing atau alih daya. Untuk membahas lebih dalam mengenai topik ini, kami berguru kepada Bapak Achmad Ruky, seorang praktisi manajemen dan pakar bidang sumber daya manusia, yang memiliki pengalaman di berbagai perusahaan ternama seperti Goodyear Indonesia, Indofood Interna Corporation, Semen Cibinong, Mercedes Benz Group, dan Krakatau Steel. Beliau juga merupakan penulis produktif dan salah seorang pendiri Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia (PMSM Indonesia). Profile lengkap di LinkedIn: https://www.linkedin.com/in/achmad-s-ruky-dr-mba-drs-12307454/

Berikut ini adalah lima poin penting yang disampaikan oleh Bapak Achmad Ruky dalam penjelasan ke kami mengenai outsourcing:

  1. Definisi dan Contoh Penerapan Outsourcing
    Outsourcing adalah suatu praktik dimana perusahaan memanfaatkan sumber daya, baik barang maupun jasa, dari pihak di luar perusahaan untuk mendukung operasional mereka. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat fokus pada kegiatan inti dan lebih efisien. Contoh penerapan outsourcing meliputi desain produk, pengelolaan stok dan pergudangan, serta pengamanan.
  2. Keuntungan Menggunakan Outsourcing
    Salah satu keuntungan utama menggunakan outsourcing adalah time saving dan cost saving. Dengan mengalihdayakan pekerjaan yang tidak menjadi kompetensi inti, perusahaan dapat fokus pada hal-hal strategis yang lebih penting dan meningkatkan efisiensi operasional mereka.
  3. Jenis Pekerjaan yang Bisa Di-Outsource
    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2021, hampir semua jenis pekerjaan bisa di-outsource atau dialihdayakan, tergantung pada kebutuhan sektor industri. Ini menciptakan peluang besar bagi perusahaan jasa outsourcing.
  4. Menjadi Perusahaan Outsourcing yang Tepat
    Untuk menjadi perusahaan outsourcing yang sukses, perusahaan harus dikelola secara profesional dan menampilkan integritas yang tinggi. Selain itu, perusahaan outsourcing harus memahami kebutuhan klien mereka secara spesifik dan menyediakan tenaga kerja yang kompeten serta bertanggung jawab.
  5. Pembagian Tanggung Jawab antara Perusahaan Pengguna dan Perusahaan Outsourcing
    Pembagian tanggung jawab harus jelas dalam kontrak antara perusahaan pengguna dan perusahaan outsourcing. Hal ini meliputi tanggung jawab atas kecelakaan di tempat kerja maupun dalam perjalanan menuju tempat kerja, serta pengelolaan pekerja yang ditempatkan.

Kesimpulan:
Outsourcing merupakan solusi yang efektif bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan persaingan bisnis. Dengan memanfaatkan jasa outsourcing yang tepat, perusahaan dapat fokus pada kegiatan inti mereka, meningkatkan efisiensi, dan mencapai keberhasilan jangka panjang. Penting bagi perusahaan untuk memilih penyedia jasa outsourcing yang profesional dan memiliki integritas tinggi. Melalui penjelasan ini, Bapak Achmad Ruky berbagi wawasan berharga mengenai pentingnya outsourcing dan strategi sukses dalam memilih perusahaan penyedia jasa yang tepat. Kami berharap pembaca dan penonton dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai topik ini dan menerapkan strategi yang tepat dalam bisnis mereka.

Saksikan penjelasan eksklusif Bapak Achmad Ruky, yang lebih detail dan memberikan panduan berharga bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan outsourcing untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.